SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT
PADA
PT. ACP
ABSTRAK
Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan penjualan. Salah satu cara yang
digunakan untuk meningkatkan penjualan adalah dengan menggunakan Sistem
Penjualan Kredit. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui prosedur yang
membentuk sistem informasi akuntansi penjualan kredit pada PT.ACP, (2)
Mengetahui dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan
kredit pada PT.ACP, (3) Mengetahui bagian atau fungsi yang terkait dalam
prosedur penjualan kredit pada PT.ACP, (4) Mengetahui unsur pengendalian intern
yang terdapat dalam sistem penjualan kredit pada PT.ACP. Hasil laporan kerja
praktek ini menunjukan bahwa sistem akuntansi penjualan kredit pada PT.ACP pada
pelaksanaannya sudah cukup baik. Kegiatan transaksi penjualan kredit dapat
berjalan dengan lancar karena semua tanggung jawab yang ada sudah ditangani
oleh masing-masing bagian. Sehingga ada pembagian tugas yang jelas dan tidak
ada penyalahgunaan dan penyelewengan dan hasilnya lebih efektif. Hanya saja
PT.ACP pada bagian penagihan hendaknya menambahkan 1 – 2 orang karyawan lagi,
agar ketilitian pencatatan piutang yang ditagih dapat di cek oleh karyawan yang
lain dan tidak terjadi penumpukan pada pengisian faktur penjualan. Hal ini
dapat menyebabkan sumber penerimaan kas bagi perusahaan, khususnya pelunasan
piutang menjadi tersendat.
Kata Kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Penjualan Kredit
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumsi
masyarakat yang tinggi mendorong perusahaan untuk selalu melakukan perbaikan
pada biaya produksi dan penjualan. Kualitas produksi dan strategi penjualan
yang baik dapat mendorong peningkatan penjualan yang berguna untuk menguasai
pangsa pasar dan meraih keuntungan yang optimal. Keuntungan yang optimal merupakan salah satu tujuan
utama perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Tujuan ini akan digunakan
sebagai ukuran penilaian keberhasilan atau kegagalan yang telah dilaksanakan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam
bentuk penjualan. Penjualan dapat dilakukan baik secara tunai maupun kredit.
Perusahaan yang kurang dapat mengembangkan usahanya lambat laun akan tergeser
oleh perusahaan pesaing.
Di
dalam dunia usaha, terdapat beberapa strategi yang digunakan oleh penjual untuk
meningkatkan volume penjualan maupun kesetiaan pelanggan. Diantara sekian banyak strategi, pemberian piutang
dagang (penjualan secara kredit) merupakan salah satu strategi penjualan yang
banyak diminati oleh para pengusaha. Selain karena cukup praktis, tingkat
pertambahan ekonomi yang kurang merata di negara ini juga menjadi salah satu
mengapa sistem penjualan secara kredit cepat berkembang dan mendapatkan respon
yang baik dari kalangan masyarakat. Penjualan dari suatu produk yang dihasilkan
oleh perusahaan merupakan salah satu faktor penentu dalam kegiatan perusahaan.
Kondisi ini memotivasi perusahaan dalam pelaksanaan sistem penjualan kredit
yang baik dalam usaha meningkatkan pendapatan. Penjualan kredit atas suatu produk
merupakan salah satu sumber penerimaan kas bagi perusahaan, khususnya pelunasan
piutang.
Penjualan
kredit dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order
yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai
tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk
menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama
kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap pembeli.
PT.ACP merupakan salah satu perusahaan industri kemasan praktis (flexible
packaging) dimana penulis melaksanakan praktek kerja lapangan yang ditempatkan
di bagian finance. PT ACP sebagai perusahaan yang cukup besar memerlukan suatu
sistem informasi akuntansi penjualan kredit.
Sistem
informasi akuntansi penjualan kredit yang dilakukan di PT.ACP meliputi prosedur
order penjualan, pengiriman barang, penagihan, dan pencatatan akuntansi dengan
melibatkan bagian akuntansi atau fungsi yang terkait dan dokumen yang
digunakan. Untuk menghindari kecurangan yang terjadi dalam sistem informasi
akuntansi penjualan kredit di PT.ACP dilakukan pemisahan terhadap fungsi dan
dokumen yang bernomor urut tercetak. Sebagai pengawasan atas dokumen yang telah
diotorisasi oleh bagian yang berwenang dan informasi yang ada didalamnya telah
disetujui dan dipertanggungjawabkan. Sistem informasi akuntansi di PT.ACP pada
dasarnya sudah baik, tetapi perlu di kaji kembali tentang sistem yang digunakan
sehingga fungsi yang terkait dapat berperan sesuai dengan tugasnya
masing-masing, sehingga tidak ada penyalahgunaan dan penyelewengan dan hasilnya
lebih efektif.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang sistem penjualan kredit pada
PT.ACP.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah
prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.ACP ?
b. Bagaimanakah
dokumen dan catatan yang digunakan dalam prosedur penjualan kredit pada PT.ACP
?
c. Bagaimanakah
bagian atau fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan kredit pada PT.ACP ?
d. Untuk
mengetahui unsur pengendalian intern yang terdapat dalam sistem penjualan
kredit pada PT.ACP.
1.3 Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui prosedur
yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.ACP.
- Untuk mengetahui dokumen dan
catatan yang digunakan dalam prosedur penjualan kredit pada PT.ACP.
- Untuk mengetahui bagian atau
fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan kredit pada PT.ACP.
- Untuk mengetahui unsur
pengendalian intern yang terdapat dalam sistem penjualan kredit pada
PT.ACP.
2. KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
dan Prosedur
1. Pengertian
Sistem
Pengertian
sistem menurut Mulyadi (2001:5) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat
menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Menurut
Zaki Baridwan (1998:3) adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.
Jadi
sistem terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, unsur tersebut merupakan bagian
terpadu dari sistem yang bersangkutan tetapi dapat bekerja sama untuk mencapai
tujuan.
2. Pengertian
Prosedur
Pengertian
prosedur menurut Mulyadi (2001:5) yaitu suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi secara berulang-ulang.
Sedangkan
menurut Zaki Baridwan (1998:3) adalah suatu urutan pekerjaan kerani (clerical),
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk
menjamin adanya perlakuanyang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan
yang sering terjadi.
Yang
termasuk dalam kegiatan klerikal yaitu menulis, menggandakan, menghitung,
memberi kode, mendaftar, memilih, memindahkan dan membandingkan. Jadi sistem
terdiri dari prosedur yang berantai yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
2.2 Pengertian Sistem
Informasi Akuntansi
Sistem
informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan,
yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.
Informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem
informasi akuntansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual atau
melalui sistem terkomputerisasi.
Dari
pengertian tersebut sistem informasi akuntansi dapat diartikan sebagai
sekumpulan sumber daya yang dirancang untuk menyediakan data bagi para
pengambil keputusan sesuai kebutuhan dan kewenangan mereka
2.3 Pengertian Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem
informasi akuntansi penjualan kredit yaitu penjualan kredit dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima
dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan
kepada pembeli tersebut. Jadi dalam sistem informasi akuntansi penjualan
terdapat unsur-unsur yang mendukung dan kesemua unsur tersebut diorganisasi
sedemikian rupa dalam sebuah sistem informasi akuntansi yang disebut sistem
informasi akuntansi penjualan kredit.
2.4 Deskripsi Sistem
Akuntansi Penjualan Kredit
Sistem
akuntansi penjualan kredit yaitu penjualan yang pembayaranya dilakukan setelah
penyerahan barang dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak.
- Jaringan
Prosedur yang membentuk sistem
Menurut
Mulyadi (2001: 219,220) jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi
penjualan kredit meliputi:
- Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini,
fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting
pada surat order dari pembeli.
- Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini,
fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli dari
fungsi kredit.
- Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini,
fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi
dalam surat order pengiriman.
- Prosedur penagihan
Dalam prosedur ini,
fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
- Prosedur pencatatan piutang
Dalam prosedur ini,
fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.
- Prosedur distribusi
penjualan
Dalam prosedur ini,
fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang
diperlukan oleh manajemen.
- Prosedur pencatatan harga
pokok penjualan
Dalam prosedur ini,
fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual
dalam periode tertentu.
- Dokumen
yang digunakan
Menurut
mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi, dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi penjualan kredit adalah:
a. Surat order
Pengiriman dan tembusanya
1) Tembusan Kredit
(Credit Copy)
2) Surat pengakuan
(Acknowledgement Copy)
3) Surat Muat (Bill
of loading)
4) Slip Pembungkus
5) Tembusan Gudang
(Warehouse Copy)
6) Arsip
Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow Up Copy)
7) Arsip Index
Silang (Cross Index File Copy)
b. Faktur dan
tembusanya
1) Tembusan Piutang
(Account Receivable Copy)
2) Tembusan Jurnal
Penjualan (Sales JournalCopy)
3) Tembusan
Analisis (Analisys Copy)
4) Tembusan
Wiraniaga (Salesperson Copy)
c. Rekapitulasi
Harga Pokok Penjualan
Rekapitulasi harga pokok penjualan
merupakan dokuman pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok
produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
d. Bukti Memorial
Bukti memorial
merupakan dokuman sumber untuk dasar pencatatan kedalam jurnal umum.
C. Catatan akuntansi yang digunakan
Menurut Mulyadi
(2001: 218), catatan akuntansi yang digunakan adalah:
a. Jurnal
Penjualan
Jurnal penjualan
digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik penjualan tunai maupun kredit.
b. Kartu
Piutang
Catatan akuntansi ini
merupakan buku pembantu yang berisi mutasi piutang perusahaan kepada tiap
debiturnya.
c. Kartu
Persediaan
Catatan akuntansi ini
merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
d. Kartu
Gudang
Catatan akuntansi ini
diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik
barang yang ada di gudang.
e. Jurnal
Umum
Jurnal ini digunakan
untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu.
D. Unit
Organisasi yang terkait
Menurut
Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi, unit organisasi yang terkait dalam
sistem akuntansi penjualan kredit yaitu:
a. Fungsi
Penjualan
Fungsi ini
bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order dari
pelanggan, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman barang.
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat back order pada saat tidak
tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
b. Fungsi
Kredit
Fungsi ini
bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
c. Fungsi
Gudang
Fungsi ini
bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan
serta menyerahkan barang ke bagian pengiriman.
d. Fungsi
Pengiriman
Fungsi ini
bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman
yang diterima dari fungsi penjualan.
e. Fungsi
Penagihan
Fungsi ini
bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan.
f. Fungsi
Akuntansi
Fungsi ini
bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan kredit, membuat
serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, dan membuat laporan
penjualan, serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual kedalam kartu
persediaan.
E. Unsur
pengendalian intern
Menurut Mulyadi
(2001: 221) unsur pengendalian intern terdiri dari:
a. Organisasi
1) Fungsi
penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
2) Fungsi
akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.
3) Fungsi
akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
4) Transaksi
penjualan kreidt harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit,
fungsi pengiriman, fungsi penagihan dan fungsi akuntansi.
b. Sistem
otorisasi dan prosedur pencatatan
1) Penerimaan
order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan.
2) Persetujuan
pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit.
3) Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh
fungsi pengiriman.
4) Penetapan
harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan potongan penjualan
berada di tangan Direktur
5) Pemasaran
dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
6) Terjadinya
piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada
faktur penjualan.
7) Pencatatan
ke dalam Kartu Piutang dan ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas dan
jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda
tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk dan memo kredit)
8) Pencatatan
terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan surat
order pengiriman dan surat muat.
c. Praktik
yang sehat
1) Surat
order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaianya di pertanggung jawabkan
oleh fungsi penjualan.
2) Faktur
penjualan bernomor urut tercatak dan pemakaianya di pertanggung jawabkan oleh
fungsi penagihan.
3) Secara
periodik fungsui akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur.
4) Secara
periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang
dalam buku besar.
F. Bagan
alir dokumen dari sistem penjualan kredit
Uraian bagan alir dokumen
dari sistem akuntansi penjualan kredit
a. Bagan
Order penjualan
1) Menerima
order dari pelanggan.
2) Berdasarkan
surat order yang diterima dari pelanggan membuat Surat Order Pengiriman dan
faktur.
3) Mendistribusikan
Surat Order Pengiriman lembar pertama dikirim ke Bagian Gudang, lembar 2, 3, 4,
5 dikirim ke Bagian pengiriman, lembar 6 ke bagian pelanggan, lembar 7 ke
bagian kredit, lembar 8, 9 diarsipakan sementara menurut tanggal.
4) Menerima
Surat Order pengiriman lembar 7 dan bagian kredit untuk diarsipkan permanan
menurut abjad.
5) Menerima
Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dari bagian pengiriman pada surat order
pengiriman lembar 9.
6) Surat
Order Pengiriman lembar 1, 2 dikirim ke bagian Penagihan.
b. Bagian
Kredit
1) Berdasarkan
Surat Order Pengiriman lembar 7 dari bagian Order Penjualan dilakukan
pemeriksaan status kredit.
2) Memberikan
otorisasi kredit.
3) Surat
Order Pengiriman lembar 7 dikembalikan ke bagian order penjualan.
c. Bagian
Gudang
1) Berdasarkan
Surat Order Pengiiman lembar 1, dilakukan penyiapan barang.
2) Barang
yang telah disiapkan kemudian dilakukan penyerahan barang.
3) Berdasarkan
Surat Order Pengiriman lembar 1, maka direkap ke dalam kartu gudang.
4) Bersama
dengan barang, Surat Order Pengiriman lembar 1 dikirim ke bagian pengiriman.
d. Bagian
Pengiriman
1) Surat
Order Pengriman dan barang yang diterima secara bersama dari bagian gudang
serta Surat Order Pengiriman lembar 2, 3, 4, 5.
2) Menempel
Surat Order Pengiriman lembar 5 pada pembungkus barang sebagai slip pembungkus.
3) Menyerahkan
barang kepada perusahaan angkutan.
4) Mengembaliakn
Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 ke bagian Order Pengiriman dan lembar 3
diserahkan ke perusahaan pengangkutan.
5) Surat
Oder Pengiriman lembar 4 diarsipkan secara permanen menurut nomor urut.
e. Bagian
Penagihan
1) Menurut
faktur berdasarkan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2 yang diterima dari
bagian order Penjualan.
2) Mengirim
Faktur lembar 1 ke pelanggan.
3) Mengirim
Faktur 2 bersama Surat Order Pengiriman lembar 1 dan 2 ke bagian piutang.
4) Mengirimkan
Faktur lembar 3 ke bagian kartu persediaan.
5) Mengirimkan
Faktur lembar 4 ke bagian jurnal.
6) Mengirimkan
Faktur lembar 5 ke Wiraniaga.
f. Bagian
Piutang
1) Faktur
yang diterima dari Bagian Penagihan dibuat rekap ke dalam kartu piutang.
2) Faktur
dan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan surat Muat lembar 2 diarsipkan permanen
menurut nomor urut.
g. Bagian
Kartu Persediaan
1) Berdasrkan
faktur lembar 3, merekap ke kartu persediaan dan faktur tersebut diarsipkan
permanen sesuai nomor urut.
2) Berdasarkan kartu persediaan dibuat rekapitulasi harga
pokok penjualan secara periodik.
3) Berdasarkan
rekapitulasi harga pokok penjualan membuat bukti memorial.
4) Bukti memorial dan rekapitulasi tersebut dikirim ke bagian jurnal.
h. Bagian Jurnal
1) Rekapitulasi
Harga Pokok Penjualan dan Bukti Memorial direkap ke dalam jurnal umum dan
diarsipkan menurut nomor urut.
2) Faktur
lembar 4 direkap ke dalam jurnal penjualan kemudian diarsipkan.
3. Metodologi
Metode
penelitian yang digunakan adalah riset lapangan dengan melakukan wawancara
langsung dengan direktur dan karyawan-karyawan, khususnya bagian
penjualan. Selain itu melakukan
pengamatan pada kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, khususnya pada
alur penjualan kredit.
Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang peroleh secara
langsung dari perusahaan yang berupa copy bukti-bukti transaksi perusahaan.
Untuk
menganalisis data-data yang terkumpul, digunakan metode analisa deskriptif yang
bertujuan agar dapat menggambarkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
sistem informasi penjualan kredit.
4. Hasil
dan Pembahasan
Dalam
melaksanakan penjualan, PT.ACP menggunakan transaksi penjualan kredit. Untuk
transaksi penjualan kredit biasanya diberikan kepada pelanggan lama yang
reputasi pembayaran kreditnya baik dan supplier-supplier besar.
Tetapi, terkadang PT.ACP akan melakukan transaksi kredit kepada pelanggan baru,
hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah dipikirkan
oleh perusahaan.
4.1 Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Penjualan
Kredit
Jaringan
prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT ACP antara lain,
sebagai berikut:
1) Prosedur
Order Penjualan
Dalam
transaksi penjualan kredit, departemen ini bertanggung jawab untuk menerima
surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan
informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang
dan rute pengiriman), menentukan tanggal pengiriman dan mengisi surat order
pengiriman.
2) Prosedur
Pengiriman
Kegiatan
pengiriman diawali dengan pembuatan dokumen pengiriman yang disebut surat
pengantar barang (SPB). SPB dibuat untuk melakukan pengiriman barang kepada
pelanggan. Seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menyiapkan dan mengirim
barang kepada pelanggan dicantumkan dalam SPB. SPB disiapkan oleh bagian
pengiriman barang.
Bagian
produksi membuat barang sesuai dengan pesanan dan menyiapkan barang, kemudian
bagian pengiriman (gudang) mengirimkan barang dan nota kepada pelanggan sesuai
dengan informasi yang tercantum pada SPB yang sudah di otorisasi oleh bagian
gudang. Bagian gudang ini juga melakukan penginputan secara komputerisasi,
kemudian data tersebut ditransfer ke bagian penagihan untuk dicocokan dengan
penginputan secara manual.
3) Prosedur
Penagihan
Dalam prosedur penagihan
ini, bagian penagihan membuat faktur penjualan. Faktur penjualan adalah dokumen
yang biasanya disiapkan setelah barang benar-benar dikirim. Informasi yang dicantumkan ke dalam faktur penjualan
berasal dari pesanan penjualan atau dari dokumen pengiriman. Suatu faktur
penjualan akan disiapkan dan selanjutnya dikirim ke pelanggan.
4) Prosedur
Pencatatan Piutang
Dalam prosedur pencatatan piutang ini,
bagian akuntansi mencatat surat penagihan ke dalam buku piutang sebagai rekapan
dari piutang PT.ACP kepada pelanggannya.
4.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Penjualan
Kredit
Dalam
sistem penjualan kredit, dokumen yang digunakan oleh PT.ACP adalah sebagai
berikut :
- Surat order pengiriman
2. Lembar
Disposisi (LD)
3. Surat
Pengantar Barang (SPB)
4. Faktur
penjualan
5. Surat Penagihan
4.3 Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Adapun
catatan akuntansi yang digunakan PT.CP dalam sistem akuntansi penjualan kredit,
yaitu :
- Jurnal Penjualan
- Kartu Piutang
- Kartu Gudang
4.4 Bagian Yang Terkait Dalam Sistem Penjualan
Kredit
Adapun
bagian yang terkait dalam prosedur penjualan kredit pada PT.ACP adalah sebagai
berikut :
- Bagian Penjualan
- Bagian Produksi
- Bagian Gudang
- Bagian Pengiriman
- Bagian Penagihan
- Bagian Akuntansi
4.5 Uraian Bagan Alur Dokumen Sistem Penjualan
Kredit
Bagan
alir dokumen dari sistem penjualan kredit akan di uraikan perbagian yang
terkait dalam sistem penjualan kredit.
4.6 Unsur Pengendalian Intern Dalam Sistem
Penjualan Kredit
PT.ACP
melakukan pengendalian intern terhadap sistem penjualan kredit sebagai berikut
:
- Organisasi
a. Bagian
akuntansi terpisah dari bagian penjualan
Dengan dipisahkannnya
dua bagian ini, maka catatan piutang dapat dijamin ketelitian dan keandalannya
serta kekayaan perusahaan (piutang) dapat dijamin keamanannya (piutang dapat
ditagih).
b. Transaksi
penjualan kredit dilakasanakan lebih dari satu orang atau lebih dari satu
bagian
PT.ACP dalam
melakukan setiap transaksi penjualan secara kredit melibatkan lebih dari satu
karyawan. Sehingga setiap pelaksanaan
transaksi selalu akan tercipta internal check yang
mengakibatkan pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian dan keandalannya
oleh karyawan yang lain.
- Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Penerimaan
order dari pelanggan di otorisasi oleh bagian penjualan dengan menggunakan
surat order pengiriman (PO).
b. Pengiriman
barang kepada pelanggan di otorisasi oleh bagian pengiriman dengan
menandatangani dan membubuhkan cap “Sudah Dikirim” pada surat pengantar barang
(SPB).
c. Terjadinya
piutang diotorisasi oleh bagian penagihan dengan membubuhkan tanda tangan dan
cap perusahaan pada faktur penjualan.
d. Pencatatan
ke dalam catatan akuntansi didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan
dokumen pendukung yang lengkap.
- Praktik yang Sehat
a. Penggunaan
dokumen dengan bernomor urut tercetak.
b. Secara
periodik bagian akuntansi mengirimkan pernyataan piutang kepada setiap
pelanggan.
Secara lebih detail
penulis akan membahas yang telah diuraikan diatas diantaranya adalah sebagai
berikut : Berdasarkan hasil penelitian pada sistem informasi akuntansi
penjualan kredit di PT.ACP terdapat kelebihan dan kelemahan dalam menjalankan
kegiatan usahanya, maka dalam pembahasan ini akan diuraikan kelebihan dan
kelemahan yang ada pada PT.ACP.
1. Kelebihan
yang terdapat pada sistem akuntansi penjualan kredit pada PT.ACP adalah :
a. Dalam
melaksanakan transaksi penjualan kredit, PT.ACP melibatkan bagian-bagian yang
terkait sehingga perusahaan dapat dikatakan sudah cukup baik dalam pelaksanaan
kegiatannya. Hal ini dapat dilihat dari semua bagian yang terkait seperti
bagian penjualan, bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman, dan bagian
akuntansi.
b. Dalam
sistem informasi akuntansi penjualan kredit pada PT.ACP ada bagian gudang. Hal
ini dapat memperlancar penjualan karena setiap ada pelanggan, barang dapat
langsung dikirim sesuai dengan keinginan pelanggan.
Dari kelebihan
tersebut, keuntungan bagi PT.ACP adalah:
a. Kegiatan
transaksi penjualan kredit dapat berjalan dengan lancar karena semua tanggung
jawab yang ada sudah ditangani oleh masing-masing bagian. Sehingga ada
pembagian tugas yang jelas dan tidak ada penyalahgunaan dan penyelewengan dan
hasilnya lebih efektif.
b. Dapat
memperlancar penjualan karena setiap ada pelanggan yang membutuhkan barang dengan
cepat, barang tersebut dapat langsung dikirim sesuai dengan permintaan
pelanggan. Sehingga menarik minat pelanggan untuk menjalin hubungan kerja sama
yang lebih baik lagi dan menambah omset penjualan PT.ACP.
2. Kelemahan
yang terdapat pada sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang terjadi
pada PT.ACP adalah dalam sistem penjualan kredit pada PT.ACP, walaupun dalam
melakukan setiap transaksi penjualan secara kredit sudah melibatkan lebih dari
satu karyawan, namun pada bagian penagihan hanya ada satu orang karyawan saja.
Sehingga setiap pelaksanaan transaksi pekerjaan karyawan yang satu tidak dapat
dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan yang lain. Hal ini dapat
menimbulkan kesalahan pada pencatatan piutang yang akan ditagih.
Dari kelemahan tersebut,
kerugian bagi PT.ACP adalah setiap pelaksanaan transaksi penjualan kredit
karena bagian penagihan hanya terdapat satu orang karyawan saja, sehingga dapat
menimbulkan kesalahan pencatatan piutang yang akan ditagih dan ketika order
penjualan meningkat, setiap pengisian faktur penjualan menjadi sangat lama.
Karena kurangnya karyawan yang ditempatkan pada bagian tersebut. Agar pekerjaan
karyawan yang satu dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan yang lain
dan untuk memperlancar pengisian faktur penjualan maka dibutuhkan kayawan 1 – 2
orang lagi.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
dari hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Prosedur
yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.ACP yaitu prosedur order
penjualan, prosedur pengiriman, prosedur penagihan, prosedur pencatatan
piutang. Dalam prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.ACP
sudah berjalan dengan baik.
2. Dokumen
yang digunakan dalam prosedur penjualan kredit pada PT.ACP meliputi surat order
pengiriman, lembar disposisi, surat pengantar barang, faktur, dan surat
penagihan. Catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan kredit pada PT.ACP
meliputi jurnal penjualan dan kartu piutang. Dalam penggunaan dokumen dan
catatan akuntansi sistem penjualan kredit pada PT.ACP sudah cukup baik, karena
setiap kegiatan dalam penjualan kredit sudah menggunakan dokumen bernomor urut
tercetak.
3. Bagian
atau fungsi yang terkait telah terpisah sesuai dengan otorisasi meliputi bagian
penjualan, bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian penagihan
dan bagian akuntansi.
4. Unsur
pengendalian intern yang terdapat pada PT.ACP meliputi organisasi, sistem
otorisasi dan prosedur pencatatan, serta praktik yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2005.
Sistem Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.
Bodnar,
George H. dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi 9. Yogyakarta : ANDI.
Jusup, AL. Haryono.
2005. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta:
STIE.
Mulyadi. 2008.
Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.
Narko.
2007. Sistem Akuntansi. Yogyakarta : Yayasan Pustaka
Nusantara.